DUA telinga, SATU mulut.

jan 6, 1723 hrs

dulu gw pernah baca buku two ears and one mouth yang mostly membicarakan ttg aspek marketing. seperti semacam how to be a professional communicator, how to deal with consumers and so on.

but now, why am i bringing this up? karena this also can be applied in any kind of relationships, not only in business, but also in, for the very fundamental in life, friendship.

we have two ears, because a lot of people need a person only to listen to their probs, not to solve the probs, not to calm them down, moreover not to compare their probs with other people's. just to sit and listen, to actually appreciate the presence of the one who has the probs, to make them feel that anything they got, worth to be listened, to get attention.

we have one mouth, karena ini salah satu self's enemy. kalo jaman sekarang, your typing, which portrays your mouth is also your enemy, mesti HATI-HATI pisan. engga salah kalo di afs, the principle how to make friends salah satunya: think 1000 times, instead of 2 times before you say something. and consider whether it is true it is nice, it is necessary? kalo engga, we better shut up.


why do we have two ears? from my point of view, karena mendengarkan itu SULIT, bos. makanya Allah ngasih kita 2 tools, supaya memudahkan effort kita untuk mendengarkan. kenapa mulut cuma 1? karena ngomong doang itu gampang.

let me focus on these 2 topics, the mechanism of how to listen carefully, and kinds of bad speakers.

kenapa cuma 2? karena lately this affects me so much, irritates me frequently, karena sering, makanya gw introspeksi diri, apakah gw easily annoyed krn gwnya yang threshold get irritatednya rendah, apa lawan bicara/lawan dengar/you may call that friend, yang such a bad speaker/ listener?

whichever the way, semua manusia emang berhak dan wajib berubah menjadi sesuatu yang lebih baik. so, let me share this.

dari buku panduan sukses komunikasi profesional yg dibeli mama u/ nonon waktu dia blm dpt kerja (fyi only haha), apa saja aspek2 dalam mendengarkan aktif (dalam arti kata, omongan lawan bicara lo bukan sekedar masuk kuping kanan keluar kuping kiri)?

1. willingness to listen
banyak effort yang dibutuhkan untuk 'listening' daripada sekedar 'hearing'. listening itu butuh telinga untuk mendengarkan, butuh mata untuk membaca body language, butuh hati untuk berempati. untuk ketiganya bergerak bersamaan, ofcourse kita butuh KEMAUAN untuk actually listen. beda ama orang yang pura2 mendengarkan. haha, buat gw sih yang namanya pura2 ya ga jauh beda ama boong, mendingan kasih tau ke lawan bicara lo kalo lo males ngedengerin. lebih baik lagi, lo males ngedengerin, tapi lo ttp berusaha untuk mendengarkan dengan niat, kalo itu sih, better of we hope Allah ngasih berkah dari pengorbanan tersebut.

2. pay attention
pay attentionnya ke siapa? ya ke lawan bicara. mungkin sebagian dari kita mikir, 'yaiyalah ke lawan bicara! retoris bgt'.. kata siapa retoris? byk org yang matanya ke lawan bicaranya, tapi telinga dan hatinya ke diri sendiri, mulai dari self-mind chatting (misalnya malah mikirin diri sendiri, ato malah merhatiin bibir/hidung lawan bicara yang bagus/sebaliknya, who  knows. hidung siapa? ea), sibuk mikirin hal2 lain (misal:mikir what;s next to do list di agenda -->ini guwah! shoot.) ah ini mah banyak, udah banyak, sering ketauan lagi. biasanya si pencurhat bakal nanya, "hello, are you listening?"


3. understand
kalo yang ini ttg nyamain persepsi. berat bos. we may be with some people for years, tp mungkin masih ada misunderstandingnya, nah ini mesti byk2 latian. kalo di buku ini sih ngomongin sekretaris ama bos, kalo ama temen, mungkin kaya seberapa lo nyambung ama si a, ama si b. belajar menginterpretasikan kata2nya, maksud apa dibalik kata2nya, and soon. apa yang lurus buat kita, mungkin diinterpretasikan miring oleh orang lain. whats fix this? frequency to actually understand what they wanted.

4. spend memory
gw rasa implementasinya di sebuah pertemanan mungkin seperti ini: orang sering bilang,"itu lhoo, masalah yang waktu itu gw ceritain pas kita makan di x." nah, sebenernya active listening itu will bring back the memories. ketika kita sering bilang,"apaan sih, gw lupa." then please do assess ourself, do we actually forgetful? or did we actually listen back then?

5. give response
kalo di buku sih intinya: 1)pastikan anda benar2 mengerti, jika tidak, respon anda berupa pertanyaan 2) blablabla 3)blablabla and so forth. kalo di pertemanan, kayanya cukup dengan tau kapan harus nyeletuk, kapan harus nyentuh tangan, kapan harus ngangguk, kapan harus bilang 'im sorry to hear that', kapan harus bilang 'i am so happy for you', kapan harus meluk. kadang one rub comforts loh. one smile boosts the mood so much.

and now..


orang macem kaya gimana yang disebut bad speaker?
1. membosankan --> bicaranya panjang, ga ada titik koma. lebih parah kalo orang kaya gini ga peka terhadap lawan bicaranya. tanda orang udah males ngedengerin kita biasanya, matanya jadi kemana2, gelisah, ah, kalo kita biasa ngomong sambil ngeliat mata lawan bicara, keliatan bgt mata bosennya. jadi kita mesti bicara yg efektif efisien, ama belajar peka

2.suka mengeluh --> kalo ini sih didikan rumah, sifat lahir, bukan teknik ini mah, ini kemampuan bersyukur.

3. memotong pembicaraan/mengiterupsi --> paling teknisnya, kalo mau motong bilang maaf, ato ga saat si pembicara narik nafas, dll


4.membicarakan diri sendiri--> sudah jelas, no further explanation.


5. membocorkan rahasia, bergunjing, ngegosip, membicarakan orang lain. --> ini sebenernya yang bikin gw bete, tapi yasudahlah, lebih baik gw mikirin gimana gw bisa ga bikin orang lain bete. period.


yang 2 terakhir udah obvious pisan lah ya. buat kita2 yang masih punya sifat/behaviour komunikasi kaya gini. yaaa, sadar diri dan berubahlah. seriously, ini memang menjengkelkan dan menyebalkan. but then again, this is not the listener's duty to remind us about this, they will not. they will try to listen to us. kenapa ga kita yang memudahkan mereka? haha. ngedengerin speakers yg kaya gini emg susah, tapi bukan berarti ga bisa. why dont we spend some minutes each day, review whats going on during the day, dan tentukan, kita orang yang semacam itu atau engga, kalo iya, please change, kalo masih, try harder.

mari sama2 belajar, semangat belajar, ga ada kata telat buat belajar! i just wanna make the world (my world, our world) a better place. may Allah forgives, gives us some mercy.

No comments:

Post a Comment