satu rasa

oct 2, 2018 2020 hrs

apa sih yang buat sekolah ini begitu berat?
kalo gw sih, karena ga ada tempat cerita karena ga ada satupun yang serasa.

we have different roles. yang satu mungkin seorang ibu, yang lain masih perawan/perjaka/ga jelas apa orientasi seksualnya, atau ga jelas kapan nikahnya. yang satu pengen bisa membabat semua pasien SC, yang lain ngerasa ibu2 kesakitan itu tak pantas disakiti. yang satu dpt self esteem dengan menjadi pintar, yang satu cuma pengen lulus, yang lainnya masih denial knp terjerumus ke obgin.

mungkin di luar sana banyak yang punya cerita sama, masalahnya ga pernah jodoh untuk ketemu dan bicara.  mungkin di dekat-dekat kita banyak yang mau mendengar, tapi kitanya yang takut cerita, kitanya yang ga ada waktu untuk cerita, berpikir orang lain juga punya masalahnya sendiri.

padahal mungkin, life would be so much easier if we share.

ga akan menjanjikan bahwa kehidupan ini seketika indah sih.. tapi, paling ga jadi tau bahwa ada yang mau dengar, ada yang berkenan menyediakan waktu, tahu bahwa diantara orang2 sibuk yang selalu dalam deadline dan ketakutan, ada yang peduli ternyata.

kita semua hanyut dengan cerita dan masalah masing-masing. lupa bahagia, kalo kata mas marco.

and when somebody is quit, kita berlomba-lomba supporting not to quit, when they are already decided to quit.

ibu ini tangguh, punya banyak cerita di balik keadaan dirinya yang sekarang. i cannot claimed i knew her well, but i have know her enough to wish her well and believe that Allah loves her so much. God indeed gives her all the prayer, i have sent to Allah. my prayer find reasons to quit school.

she quit, but i believe it is so much BETTER for her. if i was closer to her, i would certainly support whatever decision she has made. hamil. above all reason to stay in ppds, this is the best fortune Allah can give to His human. she gets pregnant and quit. kurang indah apalagi. (well, pernah gw berdoa mati syahid ajalah kalo ppds begini bgt jalan cerita hidupnya -_-")

dia keterima ppds. dia hamil. di keluar. SEMUA jenis acknowledgement she have achieved. all the dream i have wanted is in her story.

siapa sih ppds yang ga mau keluar? siapa ppds yang berharap Tuhan memilihkan jalan buat dia, so they could be happier? siapa yang ga muak menjalani hari-hari seperti layaknya hari-hari ppds.. ogbin lagi.. terus siapa aja yang Allah selamatkan dari ini semua? Dia. Sehingga dia bisa berperan layaknya ibu, layaknya istri, layaknya teman, layaknya manusia normal..

i wished her well, apapun pilihannya. if she returns, she would be missed very much, if she decide to quit, she would done other roles better than when she is in the school,

paling tidak, kita pernah satu rasa.



No comments:

Post a Comment